MODUL PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK GURU, KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS SEKOLAH
Saat ini Admin membagikan tentang Penguatan Pelatihan
Kurikulum 2013 .Ada tiga Agenda Penting Implementasi Kurikulum
2013 di tahun 2017 yakni Penguatan Pendidikan Karakter, Penguatan Budaya
Literasi, dan Pembelajaran Abad 21. Khusus materi Penguatan Pendidikan
Karakter bahkan diwajibkan menjadi salah satu program kegiatan dalam
kegiatan MGMP, MKKS dan MKPS. Hal ini terlihat dari panduan bantuan dana untuk
MGMP yang mewajibkan adanya kegiatan / materi Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK).
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tidak
lepas dari program Nawa Cita yang menjadi visi Presiden Joko Widodo. Ada 5
nilai yang menjadi fokus PPK, yaitu nasionalis, integritas, mandiri, gotong
rotong, dan religius.
Ada lima nilai utama karakter yang saling
berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan
PPK. Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan
keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku
melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan
agama,menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan
kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan. Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan,persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan. Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan,persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih.
2. Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara
berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,dan
politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
diri dan kelompoknya.Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa
sendiri,menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, danberprestasi,
cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin,menghormati keragaman
budaya, suku,dan agama.
3. Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan
perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga,
pikiran,waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.Subnilai
mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya
juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4. Gotong Royong
Nilai karakter gotong royong mencerminkan
tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan
bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada
orang-orang yang membutuhkan. Subnilai gotong royong antara lain menghargai,
kerja sama,inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat,
tolongmenolong,solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan
sikap kerelawanan.
5. Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang
mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan,memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan
moral (integritas moral).
Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif
terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan
yang berdasarkan kebenaran. Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia,komitmen moral, anti
korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat
individu (terutama penyandang disabilitas).
Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai
yang berdiri danberkembang sendiri-sendiri melainkan nilai yang berinteraksi
satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi.
Dari nilai utama manapun pendidikan karakter dimulai, individu dan sekolah
pertlu mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara kontekstual maupun
universal. Nilai religius sebagai cerminan dari iman dan takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa diwujudkan secara utuh dalam bentuk ibadah sesuai dengan agama
dan keyakinan masing-masing dan dalam bentuk kehidupan antarmanusia sebagai
kelompok, masyarakat,maupun bangsa. Dalam kehidupan sebagai masyarakat dan
bangsa nilai – nilai religius dimaksud melandasi dan melebur di dalam
nilai-nilai utama nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas.
Demikian pula jika nilai utama nasionalis dipakai sebagai titik awal penanaman
nilai-nilai karakter, nilai ini harus dikembangkan berdasarkan nilai-nilai
keimanan dan ketakwaan yang tumbuh bersama nilai-nilai lainnya.
Dalam prakteknya kelima nilai tersebut
dijabarkan dalam beberapa nilai. Penjabaran dari nasionalis seperti; cinta
tanah air, semangat kebangsaan, dan menghargai kebhinekaan. Penjabaran dari
nilai integritas seperti; kejujuran, keteladanan, kesantunan, dan cinta pada
kebenaran.Penjabaran dari nilai mandiri seperti; kerja keras, disiplin,
kreatif, berani, dan pembelajar. penjabaran dari nilai gotong royong seperti;
kerjasama, solidaritas, saling menolong dan kekeluargaan. Adapun penjabaran
dari nilai religius seperti; beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, bersih,
toleransi, dan cinta lingkungan. Orang tua, guru, masyarakat, dan para pemegang
kebijakan tentunya dapat mengembangkan penjabaran nilai-nilai lainnya sepanjang
relevan dengan lima nilai yang menjadi fokus PPK.
Karena bangsa-bangsa hebat dan maju di dunia
ini pada umumnya berkarakter kuat, seperti pekerja keras, disiplin, jujur,
berintegritas, memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi. Oleh karena itu,
bangsa Indonesia, sebagai salah satu bangsa terbesar di dunia perlu juga
diperkuat karakternya agar dapat menjadi bangsa yang maju, beradab, dan
kompetitif di tengah ketatnya persaingan globalisasi dan Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA), serta dalam rangka mempersiapkan generasi emas tahun 2045.
Pendidikan karakter disamping mengacu kepada
Nawa Cita yang digulirkan presiden Joko Widodo, juga merupakan amanat dari
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada
pasal 3 disebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”
Hamid Muhammad dikutip dari laman
dikdas.kemdikbud menyampaikan bahwa PPK meliputi pada tiga hal. Pertama,
penguatan kejujuran dan integritas. Indonesia tidak kekurangan orang pintar,
tetapi kekurangan orang jujur dan berintegritas. Faktanya pada pelaku korupsi justru banyak berasal dari kalangan berpendidikan
tinggi. Pendidikan yang tinggi tidak selalu identik dengan kejujuran.
Keserakahan menjadi faktor utama terjadinya di kalangan orang pendidikan
memiliki jabatan di lembaga-lembaga pemerintahan. Justru banyak orang yang
berpendidikan rendah dan miskin jujur. Walau mereka kondisinya miskin, tapi
hatinya kaya, masih memiliki nurani, memiliki rasa takut dan malu yang tinggi.
Kedua, penguatan sikap yang berkaitan dengan kinerja. Bangsa
Indonesia dikenal kurang menghargai waktu dan kurang disiplin. Hal ini dapat
kita lihat perilaku warga masyarakat di jalan raya. Pelaksanaan rapat yang sering terlambat karena peserta banyak
yang terlambat hadir alias jam karet, terlalu banyak membuang waktu
memperdebatkan yang kurang penting sehingga kurang produktif.
Ada pribahasa Inggris yang mengatakan bahwa
waktu adalah uang. Begitu pun dalam ajaran agama Islam diingatkan tentang
kerugian bagi orang yang menyia-nyiakan waktu. Dalil Al Qur’annya banyak
dibaca, tetapi belum benar-benar dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Urusan disiplin justru bangsa Indonesia harus banyak mencontoh kepada negara
Jepang dan Korea selatan yang sangat menghargai waktu dan produktivitasnya
tinggi.
Ketiga, penguatan nasionalisme dan rasa kebangsaan. Nilai-nilai
Pancasila sebagai ideologi bangsa harus dikuatkan kembali. Hal ini bertujuan
agar semangat untuk mencintai negeri sendiri semakin tumbuh dan kuat di tengah
derasnya pengaruh budaya asing (barat) yang masuk ke Indonesia. Implementasi
nilai-nilai religi, kemanusiaan, persatuan dan kesatuan, musyawarah mufakat, dan
keadilan perlu ditanamkan, dikembangkan, dan dikokohkan kepada seluruh bangsa
Indonesia.
Ditegaskan oleh Hamid Muhammad bahwa karakter
merupakan fondasi dalam implementasi K-13 sehingga perlu benar-benar
diinternalisasikan dalam pembelajaran. Dan tentunya guru adalah sosok kunci
yang diharapkan menjadi ujung tombak dalam implementasinya. Selain itu, perlu
diciptakan suasana yang kondusif dalam PPK di sekolah. Hal yang paling utama
adalah adanya keteladanan dari Kepala Sekolah, guru dan tenaga kependidikan.
Bagaimana Implementasi Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) di kelas / sekolah ? Berdasarkan modul Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK), Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tidak mengubah
kurikulum yang sudah ada, melainkan optimalisasi kurikulum pada satuan
pendidikan. Gerakan PPK perlu dilaksanakan di satuan pendidikan melalui
berbagai cara sesuai dengan kerangka kurikulum yaitu alokasi waktu minimal yang ditetapkan dalam Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum, dan kegiatan ekstrakurikuler yang dikelola oleh satuan pendidikan
sesuai dengan peminatan dan karakteristik peserta didik, kearifan lokal, daya
dukung, dan kebijaksanaan satuan pendidikan masing-masing.
Pelaksanaan Gerakan PPK disesuaikan dengan
kurikulum pada satuan pendidikan masing-masing dan dapat dilakukan melalui tiga
cara,
yaitu:
yaitu:
1. Mengintegrasikan pada mata pelajaran yang
ada di dalam struktur kurikulum dan mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) melalui
kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Sebagai kegiatan intrakurikuler dan
kokurikuler, setiap guru menyusun dokumen perencanaan pembelajaran berupa
Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai mata pelajarannya
masing-masing. Nilai-nilai utama PPK diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
sesuai topik utama nilai PPK yang akan dikembangkan/dikuatkan pada sesi
pembelajaran tersebut dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
masing-masing. Misalnya,mata pelajaran IPA untuk SMP mengintegrasikan nilai
nasionalisme dengan mendukung konservasi energi pada materi tentang energi.
2. Mengimplementasikan PPK melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Pada kegiatan
ekstrakurikuler,satuan pendidikan melakukan penguatan kembali nilai-nilai
karakter melalui berbagai kegiatan. Kegiatan ekskul dapat dilakukan melalui kolaborasi dengan masyarakat dan pihak
lain/lembaga yang relevan, seperti PMI, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas
Perdagangan,museum, rumah budaya, dan lain-lain, sesuai dengan kebutuhan dan
kreativitas satuan pendidikan.
3. Kegiatan pembiasaan melalui budaya
sekolah dibentuk dalam proses kegiatan rutin, spontan, pengkondisian, dan
keteladanan warga sekolah. Kegiatan-kegiatan dilakukan di luar jam pembelajaran
untuk memperkuat pembentukan karakter sesuai dengan situasi, kondisi,ketersediaan sarana dan prasarana di setiap
satuan pendidikan.
Bagi Anda yang belum memiliki Modul Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
silahkan klik link download di bawah ini
Modul Pelatihan pada
lima link dibawah ini;
Download Modul pelatihan PPK bagi guru modul
PPK Untuk guru SD dan SMP, sedangkan SMA (Klik Disini)
Download Modul pelatihan PPK bagi Kepsek (SD
dan SMP, sedangkan SMA menyesuaikan) modul ppk Untuk kepsek (Klik Disini)
Download Modul pelatihan PPK bagi
Komite modul PPK untuk Komite (Klik Disini)
Download Modul pelatihan PPK modul
PPK untuk Pengawas Sekolah (Klik Disini)
Download Modul pelatihan PPK Panduan Penilaian
PPK panduan penilaian PPK (KlikDisini)
Untuk Mendownload Modul Gerakan Literasi
Sekolah (Klik Disini)
Untuk info Pembelajaran Abad 21 (Klik Disini)
sumber : disini
sumber : disini
0 Response to "MODUL PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK GURU, KEPALA SEKOLAH DAN PENGAWAS SEKOLAH"
Post a Comment
Catatan :
~ Usahakan Komentar Yang Sopan / Tidak Menyinggung
~ Tidak Mengandung Kata kasar
~ Tidak Berbau porno Atau sara
~ Boleh Berupa Kritik Atau Saran
~ Komentar Sesuai Artikel Di Atas
~ Diharapkan Untuk Tidak menulis Link Hidup / Aktif